Jumat, 17 Januari 2014

perubahan mata pencaharian masyarakat serangan-bali



RANCANGAN PENELITIAN
PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT
(Studi Kasus Kelurahan Serangan, Denpasar Selatan –Bali)

Description: Description: D:\NILA\UDAYANA UNIVERSITY\MATA KULIAH Smt 1\unud 2.jpg

OLEH
ARNI DARMAYANTI
1221005001


PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN

1.                  LATAR BELAKANG
Kebudayaan adalah hasil dari karya, karsa, seni, pikiran dan kemampuan manusia yang  dimana manusia berkelompok membentuk masyarakat dan menghasilkan sesuatu bentuk yang disebut dengan kebudayaan, kelompok manusia ini disebut sebagai kelompok sosial. Kelompok sosial tidak pernah bersifat statis atau tetap, akan tetapi bersifat dinamis dan mengalami perubahan dari waktu ke waktu, walaupun ada kelompok soaial yang secara cepat mengalami perubahan dan ada juga kebudayaan yang lambat mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi tersebut dipengaruhi baik dari dalam kelompok itu sendiri maupun dari luar kelompok itu sehingga menimbulkan dinamika perubahan sosial. Begitu pula yang terjadi pada masyarakat Bali yang berperang melawan perubahan yang terjadi di temgah arus globalisasi termasuk kelurahan Serangan-Bali.
Orang Bali dengan tatanan nilai tradisionalnya tidak dapat menghindarkan diri yang dimana harus berhadapan dengan nilai-nilai kebaruan dalam tatanan ekonomi global terutama pulau Serangan. Mempertentangkan nilai tradisional dengan modernisasi dan globalisasi  adalah suatu wacana yang tidak biasa. Mengingat keduanya harus dilihat sebagai kekuatan yang saling melengkapi karena dua nilai yang berbeda bukan berarti tidak mungkin dibuat harmoni. Modernisasi dan globalisasi yang dialami oleh masyarakat  Bali, pertama-tama haruslah dihadapi dengan sikap kritis dengan melakukan pemilihan atas apa yang ada. Oleh karena itu pengenalan terhadap nilai baru dengan budaya khas memerlukan tindakan strategis dalam  memahami nilai tradisi Bali agar dapat tercipta secara harmoni.
Perubahan yang dialami masyarakat Bali bukan semata-mata berdampak negatif, akan tetapi berdampak positif  bagi tatanan kehidupan untuk menghadapi perkembangan zaman diera globalisasi ini. Sebenarnya Bali itu tidak berubah, hanya saja menyesuaikan diri dengan perkembangan. Dengan adanya perkembangan zaman yang ada Bali mampu memperoleh pendidikan dan pengetahuan yang lebih mendalam hingga mampu mengelola alamnya yang sebagian telah mengalami kerusakan, terutama dalam perubahan yang terjadi dalam mata pencaharian masyarakat yang lebih banyak menguntungkan dari pada merugikannya, karena dengan adanya moderenisasi yang mampu mengubah mata pencaharian masyarakat adalah salah satu hal yang berakibat pada peningkatkan perekonomian masyarakat itu sendiri seperti yang terjadi di kelurahan Serangan-Bali. Suatu perubahan yang trejadi di dalam kelompok masyarakat ada yang diterima, dihindari, melakukan asimilasi dan lain sebagainya, itu semua tergantung dari manfaat yang ditimbulakan dari perubahan tersebut. Seperti perubahan mata pencaharian yang terjadi di dalam masyrakat, dimana yang dahulunya bekerja sebagai petani maupun nelayan ssekarang berubah menjadi usahawan. Pada perubahan yang terjadi tersebut, tidak ada yang tidak memiliki sebab dan akibat, dan tidak ada pula yang berdampak negative maupun positif, karena kedua dari hal yang berlawanan tersebut bisa dibilang merupakan hukum alam yang harus diterima dan tidak bisa dipisahkan.
Di kelurahan Serangan yang dahulunya adalah sebuah pulau yang terletak di luar daerah Bali merupakan suatu objek kajian yang sangat cocok di ranah pendidikan, disebabkan karena beragam kebudayaan, agama, ras, suku dan keindahan alamnya yang menarik sebagai tujuan wisatawan asing. Sekarang pulau serangan telah mengalami reklamasi untuk yang kesekian kalinya. Dengan adanya reklamasi tersebut terjadi pula perubahan dari sendi-sendi kehidupan penduduk serangan baik dari cara peribadatan maupun mata pencaharian yang akan saya bahas dalam penelitian ini.
Pada rancangan penelitian saya ini yang lebih difokuskan pada kelurahan Serangan yang penelitiannya berjudul “Perubahan Mata Pencaharian Masyarakat”. Dewasa ini kelurahan serangan yang dahulunya adalah semua penduduk yang bermata pencahariannya sebagai nelayan sudah mulai memudar dan bahkan hilang. Sebagian besar penduduk yang dahulunya memakai kecapil sudah jarang ditemukan, yang dahulunya orang memakai sandal jepit kalau pergi bekerja akan tetapi sekarang sudah memakai sepatu dengan warna hitam, memakai jas dan tanpa topi/kecapil lagi, kebanyakan penduduk bekerja sebagai pegawai negeri dan wirausaha dari pada memilih sebagai nelayan yang sudah dari dahulu diajarkan nenek moyang dan menjadi membudaya didalam kehidupan penduduk Serangan-Bali.




2.                  RUMUSAN MASALAH
2.1              Apa faktor yang mendorong terjadinya perubahan mata pencaharian penduduk Serangan-Bali?
2.2              Bagaimana akibat perubahan mata pencaharian tersebut bagi penduduk Serangan-Bali?

3.                  TUJUAN PENELITIAN
3.1       untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya perubahan mata pencaharian yang terjadi di kelurahan Serangan-Bali.
3.2       Untuk mengetahui akibat dari perubahan mata pencaharian yang terjadi di kelurahan Serangan-Bali.

4.         METODE PENELITIAN
Untuk mendapatkan data tentang “ perubahan mata pencaharian masyarakat “ saya akan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan tersebut dilakukan dengan metode wawancara dengan cara sampel purposif, yaitu respoden yang diwawancarai mewakili dari golongan masyarakat seperti nelayan yang dikatagorikan golongan tua agar memudahkan saya untuk mendapatkan data yang lebih jelas.

4.         GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
Secara geografis, Pulau Serangan terletak di Kecamatan Denpasar Selatan, Kotamadya Denpasar, Propinsi Bali. Luasnya Pulau Serangan asli merupakan 111,9 ha. Desa Serangan terdiri dari enam banjar dan satu kampung. Jumlah jiwa di Pulau Serangan mencapai 3253 orang. 85% penduduk bekerja sebagai nelayan. Sejak tahun 70-an ada industri pariwisata di Pulau Serangan, namun pada awal tahun 90-an, kelompok investor mau membangun resort, namanya Bali Turtle Island Development (BTID). Pembebasan tanah masyarakat dilaksanakan, BTID melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, dan pengerukan dan penimbunan mulai untuk menambah luasan lahan Serangan hampir 4 kali lipat. Namun, dengan adanya proyek BTID menimbulkan permasalahan bagi lingkungan dan masyarakat Pulau Serangan. Permasalahan utama merupakan kehilangan mata pencaharian untuk masyarakat akibat kerusakan lingkungan dan penimbunan yang dilakukan BTID. Akhirnya, proyek BTID terpaksa berhenti karena kesulitan dana akibat krisis moneter pada tahun 1998 dan sampai sekarang tidak ada investor baru, supaya lahan BTID ‘kosong’.
Pulau Serangan di sebelah selatan Pulau Bali, bukan hanya merupakan miniatur Pulau Dewata dengan keindahan alam dan kehidupan adatnya. Namun, Pulau Serangan juga merupakan cermin kerukunan dan kebersamaan warga berbeda suku dan agama. Bahkan, di antara desa-desa adat (pakraman), juga terdapat komunitas muslim dari Suku Bugis. Mereka bermukim di sebuah perkampungan bernama Kampung Bugis, diapit desa-desa adat lain yang umumnya orang Bali dan beragama Hindu. Di Serangan sangat jarang terjadi yang namananya pertentangan dan konflik antar budaya ataupun suku, toleransi di pulau Serangan sangat tinggi.
Dahulunya serangan terpisah dengan Bali, serangan merupakan pulau kecil yang letaknya di Selatan Bali, akan tetapi setelah terjadinya reklamasi yang menyebabkan Serangan dan Bali menyatu menjadi pulau. Ceritanya dahulu kalau orang Serangan mau ke Badung maka mereka harus memakai perahu kecil agar bisa menyebrangi laut. Serangan merupakan salah satu penduduk yang mata pencahariannya adalah sebagai nelayan, karena dikelilingi oleh laut dan didukung pula banyak hasil laut di Serangan di antaranya Penyu, ikan, kuda laut, terumbu karang dan lain sebaginya. Para nelayan yang ada di Serangan sekarang sudah mulai memakai alat modern seperti mesin untuk melakukan aktivitas nelayan mereka, dan juga ikan yang menjadi usaha bukan lagi ikan yang hanya untuk dimakan, akn tetapi sebagian besar merupakan ikan hias yang hasilnya bisa di ekspor ke luar negeri.


BAB II
PEMBAHASAN
A.                KAJIAN MATERI
Berburu dan bercocok tanam adalah sistem mata pencaharian manusia yang sudah sangat lama ada. Mata pencaharian hidup manusia purba berkembang dari berburu dan meramu menjadi berternak, sebab manusia berhasil menjinakkan binatang itu, kemudian dari berternak baru bercocok tanam. (Koentjaraningrat: 1990: 171). Mata pencaharian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat untuk bertahan hidup serta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memproduksi bahan makanan. Pengertian yang lebih tepatnya adalah Dengan kata lain sistem mata pencaharian adalah cara yang dilakukan oleh sekelompok orang sebagai kegiatan sehari-hari guna usaha pemenuhan kehidupan, dan menjadi pokok penghidupan baginya. Untuk menunjang hidupnya setiap anggota masyarakat pasti memiliki mata pencaharian utama, sehingga terdapat kelompok suku bangsa memiliki mata pencaharian yang khas dibandingkan dengan suku bangsa lainnya, seperti suku bangsa minangkabau yang tersebar diberbagai pelosok tanah air banyak berusaha di bidang perdagangan. Suku bangsa bugis dan Madura banyak yang ahli dalam hal pelayaran tradisional, serta penduduk Serangan yang sebagian besar menjadi nelayan. Begitu pula suku-suku bangsa lainnya ada yang khas dalam bidang pertanian atau ada yang bergerak dibidang industri. Mata pencaharian yang ada dalam masyarakat akan berubah seiring dengan perkembangan zaman. Setiap masyarakat selama hidupnya, pasti mengalami yang namanya perubahan, perubahan tersebut dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti tidak terlalu mencolokdan ada juga perubahan yang pengaruhnya terbatas atau luas, ada perubahan yang sangat lambat dan juga perubahan yang berlansung dengan cepat.
Perubahan mata pencaharian tersebut terjadi karena beberapa faktor seperti misalnya perubahan lingkungan alam yaitu biasanya perubahan ini terjadi apabila terjadinya suatu perubahan terhadap lingkungan dimana tempat dia tinggal dan memperoleh penghidupan. Misalnya seorang nelayan yang pada musim tertentu yaitu musim angin, maka mereka tidak bisa mencari ikan dilaut karena ombak yang besar. Maka mereka mencari aktivitas lain yaitu seperti bertani dan lain sebagainya, seperti yang terjadi di kelurahan Serangan, banyak masyarakat berpindah profesi dari nelayan menjadi pengusaha, pegawai negeri dan lain sebagainya.
Faktor pendorong yang menyebabkan perubahan mata pencaharian di kelurahan Serangan-Bali.
1.      Reklamasi
Reklamasi secara awam diartikan sebagai menciptakan daratan baru di lahan yang sebelumnya terdiri dari air. Reklamasi telah dilaksanakan oleh manusia sejak beberapa abad yang lalu.. Misalnya reklamasi Pulau Macau yang dilakukan sejak abad 17 telah berhasil merubah Macau dari sebuah pulau kecil hingga menjadi semenanjung dan reklamasi yang terjadi di Bali yaitu pulau Serangan. Dengan adanya reklamasi, dimana perluasan wilayah serangan adalah salah satu penyebab dari perubahan mata pencaharian masyarakat. Banyak masyarakat yang beralih menjadi pengusaha dan bahkan menjadi pengangguran untuk sementara waktu selagi mereka mencari pekerjaan lain. Wilayah tempat mereka mencari ikan dijadikan sebagai daratan tempat dibangunnya gedung dan perumahan, sehingga mereka tidak mempunyai pekerjaan dan mencari kerja yang lain.
2.      Umur
Umur adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun, dikatakan masa awal dewasa adalah usia 18 tahun sampai 40 tahun hingga masa pensiun, umur dihitung dari sejak manusia dilahirkan kedunia. Dengan bertambahnya usia maka sedikit demi sedikit kemampuan tertentu kita akan berkurang bila sudah pada waktunya seperti contohnya adalah tenaga. Tenaga bisa berkurang jika umur sudah bertambah dari usia 30 an ke atas, tidak lagi mampu mengangkat ataupun mengerjakan hal yang menggunakan tenaga besar, seperti salah satunya menjadi nelayan. Nelayan harus menggunakan energi yang cukup besar agar bisa mendapatkan hasil yang besar pula. Apabila umur sudah tidak memungkinkan menjadi nelayan maka seorang akan berhenti karena alas an sudah tua dan tidak bertenaga lagi. Ini adalah salah satu penyebab seorang beralih profesi mencari kegiatan lain. Karena umur sangat berpengaruh dari kegiatan dalam melakukan suatu pekerjaan.
3.      Modal
Istilah modal berbeda artinya dalam percakapan sehari-hari dan dalam ilmu ekonomi. Modal (capital) sering ditafsirkan sebagai uang, tetapi modal itu juga bisa berupa fikiran dan tenaga. Dalam konsep perubahan mata pencaharian ini, modal juga sangat berperan penting yaitu dimana seseorang jika mempunyai modal yang tinggi baik itu dalam hal uang mapun tenaga dan pemikiran, maka orang itu tidak mau menjadi “petani” ataupun pekerjaan yang dianggapnya kurang bergensi yang juga membutuhkan tenaga yang cukup besar dalam pengelolaannya. Seorang ingin santai dan dapat uang banyak adalah pekerjaan yang sanagt di inginkan. Jika sudah punya uang banyak tinggal di investasikan dan tiap bulannya dapat untung. Begitu juga dengan pemikiran orang Serangan yang berprofesi sebagai nelayan, “nelayan itu tidak perlu jika punya uang banyak, lebih baik jadi pengusaha atau yang lainnya”, mereka mengumpulkan uang dengan menjadi nelayan, jika sudah banyak uangnya maka akan beralih profesi menjadi seorang pengusaha dan lain sebagainya.
4.      Peraturan pemerintah untuk membudidayakan hasil laut tertentu
Peraturan pemerintah Bali dimana telah ditentukan Balai KSDA Bali selaku UPT PHKA di daerah dengan fungsi management authority bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, telah bekerja secara maksimal dalam menjalankan amanat tugas dan fungsinya. Kegiatan – kegiatan yang telah dilaksanakan Balai KSDA Bali dalam bidang konservasi penyu antara lain yaitu penegakan hukum tahun 2000 mengenai siapa saja yang mengambil penyu di daerah serangan baik untuk di konsumsi maupun untuk dijual ke pihak lain maka akan dikenakan hukuman 2 bulan samapi dengan satu tahun panjara dan denda sebesar 500.000 sampai dengan 3.000.000 rupiah. Dengan adanya peraturan tersebut banyak nelayan yang takut menjadi nelayan lagi karena takut jika di denda ataupun dipenjara, maka banyak nelayan yang memilih mencari pekerjaan lain karena didukung oleh nelayan yang membutuhkan materi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena dahulu penyu itu selain dijual juga dikonsumsi oleh masyarakat Serangan. Nelayan itu memang bukan hanya sebagai penghasil penyu saja tetapi juga mencari ikan, akan tetapi nelayan yang berpengetahuan awam malah mengartikan peraturan pemerintah itu sebagai suatu hal yang bersifat sangat merugi bagi para nelayan itu sendiri karena di batasi ruang geraknya, akhirnya banyak nelayan yang berpindah profesi ke pengusaha ataupun pegawai negeri jika memang memungkinkan dalam hal persaingan.
5.      Musim
Musim merupakan suatu hal yang terjadi secara alami dan merupakan hukum alam yang harus diterima oleh manusia. Indonesia merupakan daerah tropis yang dimana musim berganti tiap 6 bulan sekali dimana berlansung secara normal, dan kegiatan mata pencaharian juga tergantung pada musim seperti contohnya bertani dan berlaut (nelayan), sebab dalam hal ini saya membahas tentang Serangan yang dimana identik dengan nelayan maka saya akan bahas nelayan. Jika musim untuk nelayan sedang bagus maka pendapatan ikan juga akan bagus dan jika jelek atau kurang bagus maka ikan yang didapatkan juga bisa tidak ada. Contohnya seperti pada musim angin yang sangat tidak memungkinkan bagi para nelayan untuk mencari ikan karena ombaknya yang besar. Dalam ha ini maka banyak nelayan yang menjadi pengangguran, dalam ilmu ekonomi disebut sebagai pengangguran musiman, disini nelayan mencari pekerjaan lain untuk sementara waktu sampai memungkinkan untuk bernelayan lagi. Akan tetapi ada juga sebagian nelayan yang cocok dengan pekerjaannya, dan membuat ia enggan untuk menjadi nelayan lagi, ada juga yang kembali menjadi nelayan. Dalam hal ini perubahan mata pencaharian sangat terlihat jelas, yaitu dengan adanya musim maka memungkinkan untuk seorang beralih profesi.
Terjadinya perubahan dalam mata pencaharian ini tidak selamanya sama dari tahun ke tahun, tergantung dari zamannya. Perubahan ini juga bisa disebabkan karena adanya pemikiran seseorang yang mau lebih baik lagi penghidupannya sehingga memilih untuk mencari pekerjaan yang dirasakan lebih baik dari sekedar menjadi seorang nelayan.


Akibat dari perubahan mata pencaharian di kelurahan Serangan-Bali.
1.      Meningkatnya perekonomian masyarakat
Dengan melakukan perubahan mata pencaharian, yang dahulunya sebagai nelayan menjadi seorang pengusaha ataupun yang lainnya bisa meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat Serangan.
2.      Berkurangnya pengangguran musiman
Pengagguran musiman terjadi karena adanya musim dari suatu pekerjaan, misalnya petani yang menganggur pada saat menunggu padi di panen. Jadi sebelum padi dipanen tersebut para petani nganggur sementara waktu. Begitu juga dengan nelayan, nelayan menjadi pengangguran pada saat angin besar, sangat tidak memungkinkan para nelayan mengambil ikan jika anginnya besar. Jadi apabila adanya perubahan mata pencaharian di saat luang waktu tersebut maka pengangguran bisa diminimalisir.
Perubahan adalah suatu hal yang ketidaksesuaian antara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang baru. Perubahan tidak semata-mata berdampak negatif bagi masyarakat, tidak juga berdampak posotif, lumrahnya suatu hal yang terjadi itu pasti berdampak negatif maupun positif karena itu adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Akibat dari perubahan mata pencaharian di kelurahan Serangan lebih banyak berdampak positif bahkan tidak ada dampak negatifnya, karena masyarakat mampu untuk mengubah pola hidupnya untuk menjadi yang lebih baik lagi melalui perubahan tersebut. Seperti contohnya nelayan menjdi pengusaha, nelayan itu hanya bisa menghasilkan hanya dalam musim tertentu jika mendukung, resiko menjadi seorang nelayan juga sangt tinggi, yaitu bisa tenggelam di laut dan sebagainya. Dibandingkan dengan pengusaha maka akan sangat lebih menguntungkan jadi pengusaha karena uangnya bisa berputar tiap waktu tanpa musim. Tetapi jika dilihat dari kondisi sekarang yang nelayan menjadi seorang bisnis ikan hias maka juga merupakan dampak negative dari perubahan mata pencaharian tersebut.

BAB III
PENUTUP
A.                KESIMPULAN
Perubahan mata pencaharian yang terjadi dalam masyarakat serangan bisa disebabkan karena beberapa faktor yaitu diantaranya reklamasi, umur, modal, peraturan pemerintah tentang budidaya hasil laut tertentu, dan yang terakhir adalah musim. Perubahan yang terjadi tersebut tidak hanya berdampak negative akan tetapi lebih banyak berdampak posif seperti halnya mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.

B.                 SARAN
Peningkatan hasil perekonomian tidak hanya mampu dilakukan dengan menemukan hal yang baru sebagai pengganti, akan tetapi bisa juga dilakukan dengan mengubah unsure-unsur tersebut agar lebih baik lagi dan menghasilkan suatu yang lebih berkualitas. Kelurahan Serangan juga sudah mulai melakukan hal tersebut yaitu dengan menjadi bisnis ikan hias, kuda laut, terumbu karang dan lain sebainya. Akan tetapi semua itu masih dibawah kuasa orang asing, bukan dari orang Serangan-Bali yang asli.








SUMBER/ REFERENSI
Narasumber:    1. H. Mansyur (ketua adat kampung Bugis Serangan).
2. Pak Griye (ketua konservasi penyu).
3. Pak Gde (nelayan)
1.                  Kuswanto, Drs.1984. Sosiologi Dan Antropologi Program Pengetahuan Budaya. Solo. Tiga Serangkai.
2.                  Kusumanjali, 2006. Wacana Antropologi. Bali. Pustaka Larasan.
3.                  Idwar Saleh, dkk. 2007. Urang Banjar dan Kebudayaannya. Kalimantan Selatan: Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dan Pustaka Banua.
5.                  Kisah Duka Dari Pulau Serangan: Pan Lobeng Kelaparan Kalau Tidak Ngebon”, Bali Post, 26/9/97



all edition



                                                                   Edisi 18 januari 2014
Kini ku mulai terbiasa tidur tengah malam. Entah bagaimna mulanya aku memulai kebiasaan ini. mungkin sejak aku sering disakiti dan tidak bisa tdur tiap malam, lama-lama aku menjadi terbiasa.
Sebelum aku mampu mencurahkan isi yang ada dalam hatiku ini, aku tidak bisa tidur tenang, aku melamun dan berfikir sendiri, kadang-kadang aku mulai gila bicara sendiri dalam hati. Mungkin aku sudah gila, hehehehe
Dengan adanya uangkapan yang mungkin setiap malam akan aku goreskan di note book kecilku ini yang akan selalu menjadi saksi bagaiman yang aku rasakan, sakitnya dan bahkan senangnya. Tapi biasanya aku menulis bukan karena aku bahagia melainkan karena aku sedang terluka dan merasakan perihnys hidup yang aku jalani sekarang ini. aku selau saja mengeluh dengan hidup ini. tak pernah aku ucapkan syukur atas apa yang aku dapatkan. Sugguh aku ini hina, tak pantas sebenarnya aku mengeluh denngan keadaan ku karena sudah banyak nikmat yang aku terima tapi belum sempat aku syukuri.
Malam ini jam 12.00 tengah malam. Sunyi semua kurasa, lama-lama aku merasakan ngantuk dan capek. Tuhan kini aku kembali ke jalanMu, aku mohon bimbinglah aku, tegarkanlah aku untuk mengambil jalanMu. Amiiiiin….
Hehehehe,,,
Aku terlalu banyak cerita,.
Aku nonton semalaman, hamper tiap malam, kalau aku tidak nonton maka aku galau, aku mikir kemana mana, tak pernah tentram hatiku ini. padahal aku percaya semuanya kan baik-baik saja dan akan indah jika waktunya tiba. Tapi tetap saja galau,,, hahahaha,,,, ratu galau….
Aku ingin pulang, aku ingin bertemu dengan keluarga aku, teman-teman aku, adik-adik ku dan terutama  aku sangat ingin bertemu dengannya, entah dia juga merindukan aku ataupun tidak yang penting aku sudah merindukannya dan sangat ingin bertemu dengannya. Love you sayang..
Aku kangen padamu.
Sayang kamu.
Missing you…
Sebentar lagi aku pulang ke rumah… jadi aku mulai ngantuk… hmmmmm,,,, hubungannya apa coba??? Aku mulai gila… jadi akkkkkkkkkkkkkk……