RANCANGAN PENELITIAN
PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT
(Studi
Kasus Kelurahan Serangan, Denpasar
Selatan –Bali)

OLEH
ARNI DARMAYANTI
1221005001
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
LATAR
BELAKANG
Kebudayaan adalah hasil dari karya, karsa, seni,
pikiran dan kemampuan manusia yang
dimana manusia berkelompok membentuk masyarakat dan menghasilkan sesuatu
bentuk yang disebut dengan kebudayaan, kelompok manusia ini disebut sebagai
kelompok sosial. Kelompok sosial tidak pernah bersifat statis atau tetap, akan
tetapi bersifat dinamis dan mengalami perubahan dari waktu ke waktu, walaupun
ada kelompok soaial yang secara cepat mengalami perubahan dan ada juga
kebudayaan yang lambat mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi tersebut
dipengaruhi baik dari dalam kelompok itu sendiri maupun dari luar kelompok itu
sehingga menimbulkan dinamika perubahan sosial. Begitu pula yang terjadi pada
masyarakat Bali yang berperang melawan perubahan yang terjadi di temgah arus globalisasi
termasuk kelurahan Serangan-Bali.
Orang Bali
dengan tatanan nilai tradisionalnya tidak dapat menghindarkan diri yang dimana harus
berhadapan dengan nilai-nilai kebaruan dalam tatanan ekonomi global terutama
pulau Serangan. Mempertentangkan nilai tradisional dengan modernisasi dan globalisasi
adalah suatu wacana yang tidak biasa.
Mengingat keduanya harus dilihat sebagai kekuatan yang saling melengkapi karena
dua nilai yang berbeda bukan berarti tidak mungkin dibuat harmoni. Modernisasi
dan globalisasi yang dialami oleh masyarakat
Bali, pertama-tama haruslah dihadapi dengan sikap kritis dengan
melakukan pemilihan atas apa yang ada. Oleh karena itu pengenalan terhadap nilai
baru dengan budaya khas memerlukan tindakan strategis dalam memahami nilai tradisi Bali agar dapat
tercipta secara harmoni.
Perubahan yang
dialami masyarakat Bali bukan semata-mata berdampak negatif, akan tetapi
berdampak positif bagi tatanan kehidupan
untuk menghadapi perkembangan zaman diera globalisasi ini. Sebenarnya Bali itu
tidak berubah, hanya saja menyesuaikan diri dengan perkembangan. Dengan adanya
perkembangan zaman yang ada Bali mampu memperoleh pendidikan dan pengetahuan
yang lebih mendalam hingga mampu mengelola alamnya yang sebagian telah
mengalami kerusakan, terutama dalam perubahan yang terjadi dalam mata pencaharian
masyarakat yang lebih banyak menguntungkan dari pada merugikannya, karena
dengan adanya moderenisasi yang mampu mengubah mata pencaharian masyarakat adalah
salah satu hal yang berakibat pada peningkatkan perekonomian masyarakat itu sendiri
seperti yang terjadi di kelurahan Serangan-Bali. Suatu perubahan yang trejadi
di dalam kelompok masyarakat ada yang diterima, dihindari, melakukan asimilasi
dan lain sebagainya, itu semua tergantung dari manfaat yang ditimbulakan dari
perubahan tersebut. Seperti perubahan mata pencaharian yang terjadi di dalam
masyrakat, dimana yang dahulunya bekerja sebagai petani maupun nelayan
ssekarang berubah menjadi usahawan. Pada perubahan yang terjadi tersebut, tidak
ada yang tidak memiliki sebab dan akibat, dan tidak ada pula yang berdampak
negative maupun positif, karena kedua dari hal yang berlawanan tersebut bisa
dibilang merupakan hukum alam yang harus diterima dan tidak bisa dipisahkan.
Di kelurahan Serangan yang dahulunya adalah sebuah
pulau yang terletak di luar daerah Bali merupakan suatu objek kajian yang
sangat cocok di ranah pendidikan, disebabkan karena beragam kebudayaan, agama,
ras, suku dan keindahan alamnya yang menarik sebagai tujuan wisatawan asing.
Sekarang pulau serangan telah mengalami reklamasi untuk yang kesekian kalinya.
Dengan adanya reklamasi tersebut terjadi pula perubahan dari sendi-sendi
kehidupan penduduk serangan baik dari cara peribadatan maupun mata pencaharian
yang akan saya bahas dalam penelitian ini.
Pada rancangan penelitian saya ini yang lebih
difokuskan pada kelurahan Serangan yang penelitiannya berjudul “Perubahan Mata
Pencaharian Masyarakat”. Dewasa ini kelurahan serangan yang dahulunya adalah
semua penduduk yang bermata pencahariannya sebagai nelayan sudah mulai memudar
dan bahkan hilang. Sebagian besar penduduk yang dahulunya memakai kecapil sudah
jarang ditemukan, yang dahulunya orang memakai sandal jepit kalau pergi bekerja
akan tetapi sekarang sudah memakai sepatu dengan warna hitam, memakai jas dan
tanpa topi/kecapil lagi, kebanyakan penduduk bekerja sebagai pegawai negeri dan
wirausaha dari pada memilih sebagai nelayan yang sudah dari dahulu diajarkan
nenek moyang dan menjadi membudaya didalam kehidupan penduduk Serangan-Bali.
2.
RUMUSAN MASALAH
2.1
Apa
faktor yang mendorong terjadinya perubahan mata pencaharian penduduk
Serangan-Bali?
2.2
Bagaimana
akibat perubahan mata pencaharian tersebut bagi penduduk Serangan-Bali?
3.
TUJUAN PENELITIAN
3.1 untuk
mengetahui faktor penyebab terjadinya perubahan mata pencaharian yang terjadi
di kelurahan Serangan-Bali.
3.2 Untuk
mengetahui akibat dari perubahan mata pencaharian yang terjadi di kelurahan
Serangan-Bali.
4. METODE
PENELITIAN
Untuk mendapatkan
data tentang “ perubahan mata pencaharian masyarakat “ saya akan
menggunakan pendekatan
kualitatif. Pendekatan
tersebut dilakukan dengan metode wawancara dengan cara sampel purposif, yaitu
respoden yang diwawancarai mewakili dari golongan masyarakat seperti nelayan yang
dikatagorikan golongan tua agar memudahkan saya untuk mendapatkan data yang
lebih jelas.
4. GAMBARAN
LOKASI PENELITIAN
Secara geografis, Pulau Serangan terletak di Kecamatan
Denpasar Selatan, Kotamadya Denpasar, Propinsi Bali. Luasnya Pulau Serangan
asli merupakan 111,9 ha. Desa Serangan terdiri dari enam banjar dan satu
kampung. Jumlah jiwa di Pulau Serangan mencapai 3253 orang. 85% penduduk
bekerja sebagai nelayan. Sejak tahun 70-an ada
industri pariwisata di Pulau Serangan, namun pada awal tahun 90-an, kelompok investor
mau membangun resort, namanya Bali Turtle Island Development (BTID). Pembebasan
tanah masyarakat dilaksanakan, BTID melakukan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, dan pengerukan dan penimbunan mulai untuk menambah luasan lahan
Serangan hampir 4 kali lipat. Namun, dengan
adanya proyek BTID menimbulkan permasalahan bagi lingkungan dan masyarakat
Pulau Serangan. Permasalahan utama merupakan kehilangan mata pencaharian untuk
masyarakat akibat kerusakan lingkungan dan penimbunan yang dilakukan BTID. Akhirnya,
proyek BTID terpaksa berhenti karena kesulitan
dana akibat krisis moneter pada tahun 1998 dan sampai sekarang tidak ada investor baru, supaya lahan BTID ‘kosong’.
Pulau Serangan di sebelah selatan Pulau
Bali, bukan hanya merupakan miniatur Pulau Dewata dengan keindahan alam dan
kehidupan adatnya. Namun, Pulau Serangan juga merupakan cermin kerukunan dan
kebersamaan warga berbeda suku dan agama. Bahkan, di antara desa-desa adat
(pakraman), juga terdapat komunitas muslim dari Suku Bugis. Mereka bermukim di
sebuah perkampungan bernama Kampung Bugis, diapit desa-desa adat lain yang
umumnya orang Bali dan beragama Hindu. Di Serangan sangat jarang terjadi yang namananya pertentangan dan
konflik antar budaya ataupun suku, toleransi di pulau Serangan sangat tinggi.
Dahulunya serangan terpisah dengan Bali,
serangan merupakan pulau kecil yang letaknya di Selatan Bali, akan tetapi
setelah terjadinya reklamasi yang menyebabkan Serangan dan Bali menyatu menjadi
pulau. Ceritanya dahulu kalau orang Serangan mau ke Badung maka mereka harus
memakai perahu kecil agar bisa menyebrangi laut. Serangan merupakan salah satu
penduduk yang mata pencahariannya adalah sebagai nelayan, karena dikelilingi
oleh laut dan didukung pula banyak hasil laut di Serangan di antaranya Penyu,
ikan, kuda laut, terumbu karang dan lain sebaginya. Para nelayan yang ada di
Serangan sekarang sudah mulai memakai alat modern seperti mesin untuk melakukan
aktivitas nelayan mereka, dan juga ikan yang menjadi usaha bukan lagi ikan yang
hanya untuk dimakan, akn tetapi sebagian besar merupakan ikan hias yang
hasilnya bisa di ekspor ke luar negeri.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KAJIAN MATERI
Berburu dan bercocok tanam adalah
sistem mata pencaharian manusia yang sudah sangat lama ada. Mata pencaharian
hidup manusia purba berkembang dari berburu dan meramu menjadi berternak, sebab
manusia berhasil menjinakkan binatang itu, kemudian dari berternak baru
bercocok tanam. (Koentjaraningrat: 1990: 171). Mata pencaharian merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat untuk bertahan hidup serta untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memproduksi bahan makanan. Pengertian yang
lebih tepatnya adalah Dengan kata lain sistem mata pencaharian adalah cara yang
dilakukan oleh sekelompok orang sebagai kegiatan sehari-hari guna usaha
pemenuhan kehidupan, dan menjadi pokok penghidupan baginya. Untuk menunjang
hidupnya setiap anggota masyarakat pasti memiliki mata pencaharian utama,
sehingga terdapat kelompok suku bangsa memiliki mata pencaharian yang khas
dibandingkan dengan suku bangsa lainnya, seperti suku bangsa minangkabau yang
tersebar diberbagai pelosok tanah air banyak berusaha di bidang perdagangan.
Suku bangsa bugis dan Madura banyak yang ahli dalam hal pelayaran tradisional,
serta penduduk Serangan yang sebagian besar menjadi nelayan. Begitu pula
suku-suku bangsa lainnya ada yang khas dalam bidang pertanian atau ada yang
bergerak dibidang industri. Mata pencaharian yang ada dalam masyarakat akan
berubah seiring dengan perkembangan zaman. Setiap masyarakat selama hidupnya,
pasti mengalami yang namanya perubahan, perubahan tersebut dapat berupa
perubahan yang tidak menarik dalam arti tidak terlalu mencolokdan ada juga
perubahan yang pengaruhnya terbatas atau luas, ada perubahan yang sangat lambat
dan juga perubahan yang berlansung dengan cepat.
Perubahan mata pencaharian tersebut
terjadi karena beberapa faktor seperti misalnya perubahan lingkungan alam yaitu
biasanya perubahan ini terjadi apabila terjadinya suatu perubahan terhadap
lingkungan dimana tempat dia tinggal dan memperoleh penghidupan. Misalnya seorang
nelayan yang pada musim tertentu yaitu musim angin, maka mereka tidak bisa
mencari ikan dilaut karena ombak yang besar. Maka mereka mencari aktivitas lain
yaitu seperti bertani dan lain sebagainya, seperti yang terjadi di kelurahan
Serangan, banyak masyarakat berpindah profesi dari nelayan menjadi pengusaha,
pegawai negeri dan lain sebagainya.
Faktor pendorong yang menyebabkan
perubahan mata pencaharian di kelurahan Serangan-Bali.
1.
Reklamasi
Reklamasi secara awam diartikan sebagai menciptakan
daratan baru di lahan yang sebelumnya terdiri dari air. Reklamasi telah
dilaksanakan oleh manusia sejak beberapa abad yang lalu.. Misalnya reklamasi
Pulau Macau yang dilakukan sejak abad 17 telah berhasil merubah Macau dari
sebuah pulau kecil hingga menjadi semenanjung dan reklamasi yang terjadi di
Bali yaitu pulau Serangan. Dengan
adanya reklamasi, dimana perluasan wilayah serangan adalah salah satu penyebab
dari perubahan mata pencaharian masyarakat. Banyak masyarakat yang beralih
menjadi pengusaha dan bahkan menjadi pengangguran untuk sementara waktu selagi
mereka mencari pekerjaan lain. Wilayah tempat mereka mencari ikan dijadikan
sebagai daratan tempat dibangunnya gedung dan perumahan, sehingga mereka tidak
mempunyai pekerjaan dan mencari kerja yang lain.
2.
Umur
Umur
adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun, dikatakan masa awal dewasa
adalah usia 18 tahun sampai 40 tahun hingga masa pensiun, umur dihitung dari
sejak manusia dilahirkan kedunia. Dengan bertambahnya usia maka sedikit demi
sedikit kemampuan tertentu kita akan berkurang bila sudah pada waktunya seperti
contohnya adalah tenaga. Tenaga bisa berkurang jika umur sudah bertambah dari
usia 30 an ke atas, tidak lagi mampu mengangkat ataupun mengerjakan hal yang
menggunakan tenaga besar, seperti salah satunya menjadi nelayan. Nelayan harus
menggunakan energi yang cukup besar agar bisa mendapatkan hasil yang besar
pula. Apabila umur sudah tidak memungkinkan menjadi nelayan maka seorang akan
berhenti karena alas an sudah tua dan tidak bertenaga lagi. Ini adalah salah
satu penyebab seorang beralih profesi mencari kegiatan lain. Karena umur sangat
berpengaruh dari kegiatan dalam melakukan suatu pekerjaan.
3.
Modal
Istilah
modal berbeda artinya dalam percakapan sehari-hari dan dalam ilmu ekonomi.
Modal (capital) sering ditafsirkan sebagai uang, tetapi modal itu juga
bisa berupa fikiran dan tenaga. Dalam konsep perubahan mata pencaharian ini,
modal juga sangat berperan penting yaitu dimana seseorang jika mempunyai modal
yang tinggi baik itu dalam hal uang mapun tenaga dan pemikiran, maka orang itu
tidak mau menjadi “petani” ataupun pekerjaan yang dianggapnya kurang bergensi
yang juga membutuhkan tenaga yang cukup besar dalam pengelolaannya. Seorang
ingin santai dan dapat uang banyak adalah pekerjaan yang sanagt di inginkan.
Jika sudah punya uang banyak tinggal di investasikan dan tiap bulannya dapat untung.
Begitu juga dengan pemikiran orang Serangan yang berprofesi sebagai nelayan,
“nelayan itu tidak perlu jika punya uang banyak, lebih baik jadi pengusaha atau
yang lainnya”, mereka mengumpulkan uang dengan menjadi nelayan, jika sudah
banyak uangnya maka akan beralih profesi menjadi seorang pengusaha dan lain
sebagainya.
4.
Peraturan
pemerintah untuk membudidayakan hasil laut tertentu
Peraturan
pemerintah Bali dimana telah ditentukan Balai KSDA Bali selaku
UPT PHKA di daerah dengan fungsi management authority bidang konservasi sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya, telah bekerja secara maksimal dalam
menjalankan amanat tugas dan fungsinya. Kegiatan – kegiatan yang telah
dilaksanakan Balai KSDA Bali dalam bidang konservasi penyu antara lain yaitu
penegakan hukum tahun 2000 mengenai siapa saja yang mengambil penyu di daerah
serangan baik untuk di konsumsi maupun untuk dijual ke pihak lain maka akan
dikenakan hukuman 2 bulan samapi dengan satu tahun panjara dan denda sebesar
500.000 sampai dengan 3.000.000 rupiah. Dengan adanya peraturan tersebut banyak
nelayan yang takut menjadi nelayan lagi karena takut jika di denda ataupun
dipenjara, maka banyak nelayan yang memilih mencari pekerjaan lain karena
didukung oleh nelayan yang membutuhkan materi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
karena dahulu penyu itu selain dijual juga dikonsumsi oleh masyarakat Serangan.
Nelayan itu memang bukan hanya sebagai penghasil penyu saja tetapi juga mencari
ikan, akan tetapi nelayan yang berpengetahuan awam malah mengartikan peraturan
pemerintah itu sebagai suatu hal yang bersifat sangat merugi bagi para nelayan
itu sendiri karena di batasi ruang geraknya, akhirnya banyak nelayan yang
berpindah profesi ke pengusaha ataupun pegawai negeri jika memang memungkinkan
dalam hal persaingan.
5.
Musim
Musim
merupakan suatu hal yang terjadi secara alami dan merupakan hukum alam yang
harus diterima oleh manusia. Indonesia merupakan daerah tropis yang dimana
musim berganti tiap 6 bulan sekali dimana berlansung secara normal, dan
kegiatan mata pencaharian juga tergantung pada musim seperti contohnya bertani
dan berlaut (nelayan), sebab dalam hal ini saya membahas tentang Serangan yang
dimana identik dengan nelayan maka saya akan bahas nelayan. Jika musim untuk
nelayan sedang bagus maka pendapatan ikan juga akan bagus dan jika jelek atau
kurang bagus maka ikan yang didapatkan juga bisa tidak ada. Contohnya seperti
pada musim angin yang sangat tidak memungkinkan bagi para nelayan untuk mencari
ikan karena ombaknya yang besar. Dalam ha ini maka banyak nelayan yang menjadi
pengangguran, dalam ilmu ekonomi disebut sebagai pengangguran musiman, disini
nelayan mencari pekerjaan lain untuk sementara waktu sampai memungkinkan untuk
bernelayan lagi. Akan tetapi ada juga sebagian nelayan yang cocok dengan pekerjaannya,
dan membuat ia enggan untuk menjadi nelayan lagi, ada juga yang kembali menjadi
nelayan. Dalam hal ini perubahan mata pencaharian sangat terlihat jelas, yaitu
dengan adanya musim maka memungkinkan untuk seorang beralih profesi.
Terjadinya perubahan dalam mata
pencaharian ini tidak selamanya sama dari tahun ke tahun, tergantung dari
zamannya. Perubahan ini juga bisa disebabkan karena adanya pemikiran seseorang
yang mau lebih baik lagi penghidupannya sehingga memilih untuk mencari pekerjaan
yang dirasakan lebih baik dari sekedar menjadi seorang nelayan.
Akibat dari perubahan mata
pencaharian di kelurahan Serangan-Bali.
1.
Meningkatnya
perekonomian masyarakat
Dengan
melakukan perubahan mata pencaharian, yang dahulunya sebagai nelayan menjadi
seorang pengusaha ataupun yang lainnya bisa meningkatkan pendapatan perkapita
masyarakat Serangan.
2.
Berkurangnya
pengangguran musiman
Pengagguran
musiman terjadi karena adanya musim dari suatu pekerjaan, misalnya petani yang
menganggur pada saat menunggu padi di panen. Jadi sebelum padi dipanen tersebut
para petani nganggur sementara waktu. Begitu juga dengan nelayan, nelayan
menjadi pengangguran pada saat angin besar, sangat tidak memungkinkan para
nelayan mengambil ikan jika anginnya besar. Jadi apabila adanya perubahan mata
pencaharian di saat luang waktu tersebut maka pengangguran bisa diminimalisir.
Perubahan
adalah suatu hal yang ketidaksesuaian antara unsur-unsur yang saling berbeda
yang ada dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang
baru. Perubahan tidak semata-mata berdampak negatif bagi masyarakat, tidak juga
berdampak posotif, lumrahnya suatu hal yang terjadi itu pasti berdampak negatif
maupun positif karena itu adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Akibat dari
perubahan mata pencaharian di kelurahan Serangan lebih banyak berdampak positif
bahkan tidak ada dampak negatifnya, karena masyarakat mampu untuk mengubah pola
hidupnya untuk menjadi yang lebih baik lagi melalui perubahan tersebut. Seperti
contohnya nelayan menjdi pengusaha, nelayan itu hanya bisa menghasilkan hanya
dalam musim tertentu jika mendukung, resiko menjadi seorang nelayan juga sangt
tinggi, yaitu bisa tenggelam di laut dan sebagainya. Dibandingkan dengan
pengusaha maka akan sangat lebih menguntungkan jadi pengusaha karena uangnya
bisa berputar tiap waktu tanpa musim. Tetapi jika dilihat dari kondisi sekarang
yang nelayan menjadi seorang bisnis ikan hias maka juga merupakan dampak
negative dari perubahan mata pencaharian tersebut.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Perubahan mata pencaharian yang
terjadi dalam masyarakat serangan bisa disebabkan karena beberapa faktor yaitu
diantaranya reklamasi, umur, modal, peraturan pemerintah tentang budidaya hasil
laut tertentu, dan yang terakhir adalah musim. Perubahan yang terjadi tersebut
tidak hanya berdampak negative akan tetapi lebih banyak berdampak posif seperti
halnya mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
B.
SARAN
Peningkatan hasil perekonomian tidak
hanya mampu dilakukan dengan menemukan hal yang baru sebagai pengganti, akan
tetapi bisa juga dilakukan dengan mengubah unsure-unsur tersebut agar lebih
baik lagi dan menghasilkan suatu yang lebih berkualitas. Kelurahan Serangan
juga sudah mulai melakukan hal tersebut yaitu dengan menjadi bisnis ikan hias,
kuda laut, terumbu karang dan lain sebainya. Akan tetapi semua itu masih
dibawah kuasa orang asing, bukan dari orang Serangan-Bali yang asli.
SUMBER/ REFERENSI
Narasumber:
1. H. Mansyur (ketua adat kampung Bugis
Serangan).
2. Pak Griye (ketua konservasi
penyu).
3. Pak Gde (nelayan)
1.
Kuswanto,
Drs.1984. Sosiologi Dan Antropologi
Program Pengetahuan Budaya. Solo. Tiga Serangkai.
2.
Kusumanjali,
2006. Wacana Antropologi. Bali.
Pustaka Larasan.
3.
Idwar
Saleh, dkk. 2007. Urang Banjar dan Kebudayaannya. Kalimantan Selatan:
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dan
Pustaka Banua.
5.
Kisah
Duka Dari Pulau Serangan: Pan Lobeng Kelaparan Kalau Tidak Ngebon”, Bali Post,
26/9/97
Tidak ada komentar:
Posting Komentar